Cara Mengetahui 'Kemurnian' Sebuah Audio CD

Cara Mengetahui 'Kemurnian' Sebuah Audio CD


Spectrum berkas mp3 320kbps (Gambar diambil dari: Hydrogenaud.io)

Hi Kerabat Gembos! Apa kabar? Meski sekarang bulannya musim hujan, semoga Kita semua senantiasa dalam keadaan baik - baik saja. Baik. Sesuai judulnya, Kami akan menyajikan tulisan cara mengetahui kemurnian dari sebuah kepingan audio CD. Seperti yang Kita ketahui bersama bahwa saat ini bentuk fisik sebuah lagu yang masih bertahan adalah kepingan CD. Berbeda dengan dulu. Kita mengenal adanya piringan hitam dan kaset. Kaset sendiri ada yang untuk menyimpan video ada juga audio.

'Lalu apa yang dimaksud dengan kemurnian?' Sebelum Kami jawab. Kebanyakan dari Kita bila sudah berbicara tentang berkas suara seperti mp3, m4a atau flac, pasti tertuju pada Lossy dan Lossless. Mengapa? karena ada hubungannya dengan beban prosesor dan akan berdampak pada kecepatan proses decoding serta latency timeSudah menjadi rahasia umum. Bila memainkan berkas lossless, prosesor tidak akan terbebani tapi sebaliknya, berkas lossy akan sangat membebani prosesor.

Tapi tidak cukup hanya mengetahui lossy dan lossless saja. Didalam audio digital. Kita wajib mengetahui istilah Compressed dan Uncompressed. Data audio uncompressed butuh banyak sekali ruang penyimpanan dan sebaliknya, data audio compressed tidak maruk ruang penyimpanan. Namun sayangnya berkas audio uncompressed dinilai tidak efisien. Lantas kemudian diciptakannya sebuah teknologi (Baca: Skema kompres) untuk menghasilkan sebuah berkas dengan kebutuhan penyimpanan yang sedikit. Tapi tak sedikit dari skema tersebut menghasilkan berkas yang ternyata harus mengorbankan kualitas, salah satunya adalah MP3.

Berawal dari MPEG (Moving Picture Experts Group), yang merupakan kelompok kerja yang dibentuk oleh ISO dan IEC untuk menetapkan standar kompresi dan transmisi audio dan video. Standar MPEG terdiri dari berbagai bagian. Setiap bagian mencakup aspek tertentu dari keseluruhan spesifikasi. Standar tersebut juga menentukan profil dan tingkat.

Salah satu karya dari MPEG adalah MPEG-1 ISO/IEC 11172. MP3 dihasilkan dari MPEG-1 Part 3 atau orang umum mengenalnya dengan MPEG-1 Audio Layer III. MP3 juga bisa dibangun dari MPEG-2 Part 3 dan seperti yang Kita ketahui bahwa MP3 adalah data audio berkualitas lossy dan berjenis compressed serta mempunyai ekstensi file .mp3. MPEG-1 atau MPEG-2 sendiri disebut CODEC atau enCOder-DECoder. 'flac?' FLAC sejatinya sebuah CODEC. FLAC bukanlah karya dari MPEG melainkan karya dari pustaka BSD dan berlisensi GNU/GPL. FLAC kependekan dari Free Lossless Audio Codec serta mempunyai ekstensi file .flac.

'Kalau m4a?' M4A lebih ke kontainer jadi kurang tepat kalau hanya disebut jenis berkas atau file type saja. Kontainer berpeluang menghasilkan lebih dari satu kualitas. Seperti M4A. Kontainer tersebut bisa saja berkualitas lossy atau lossless. Tergantung dari CODEC apa yang dipakai. Kalau CODEC yang digunakan adalah ALAC atau Apple Lossless Audio Codec, sudah pasti M4A yang dihasilkan berkualitas lossless tapi bila "dibangun" dengan CODEC AAC atau Advanced Audio Codec, M4A nya akan berkualitas lossy. Meski begitu, kualitasnya masih lebih baik dari MP3 di bit rate yang sama. CODEC AAC berstandar MPEG-4 Part 3 ISO/IEC 14496-3 sedangkan ALAC berstandar MPEG-4 Part 14 ISO/IEC 14496-14.

'Benarkah audio compressed membebani prosesor?' Itu benar. Makanya diciptakan chip HW Decoding yang bertujuan untuk mengurangi beban CPU atau prosesor. Chip HW decoding adalah sebuah chip kecil yang khusus didedikasikan untuk decoding. Di platform PC Desktop maupun Laptop, chip tersebut terintegerasi dengan papan induk atau motherboard. Produsen chip sound yang umum diketahui adalah Realtek dan VIA. Bahkan chip - chip tersebut tak hanya bertugas melakukan decoding tapi juga encoding.

'Berarti beban prosesor menjadi ringan?'. Sedikit, karena pemrosesan tetap ditangani oleh CPU atau prosesor. Kecuali jika PC Desktop yang digunakan dilengkapi dengan sebuah sound card atau sound processor, maka seluruh tugas dari coding, decoding hingga processing dilakukan oleh sound processor.

Baik. Langsung saja ya, berikut cara mengetahui kemurnian sebuah audio CD.

Persiapkan terlebih dahulu audio cd yang ingin di periksa kemurnian atau keasliannya. Lalu unduh, pasang dan jalankan piranti lunak DAEMON Tools Lite. DAEMON Tools Lite digunakan untuk membuat image atau citra dari audio cd yang akan diperiksa. 'Kenapa harus dibuat citranya?' untuk meminimalisir kerusakan fisik audio cd. Dapat Kalian lihat. Kami menetapkan .mdx sebagai tipe berkasnya tapi Kamu juga boleh memilih .mds. 'Kenapa bukan .iso?' karena berkas .iso lebih cocok digunakan untuk membuat citra dvd game. Selanjutnya tunggu hingga proses pembuatan image selesai.

Setelah proses pembuatan image selesai. Eject atau keluarkan kepingan audio cdnya lalu open berkas .mdx yang tadi selesai dibuat. Selanjutnya unduh, pasang dan jalankan piranti lunak TAU Analyzer. Arahkan ke direktori berkas .mdx yang dibuka lalu atur modenya di nomer 5 atau 2 atau lebih rendah. Selanjutnya klik Analyze CD dan tunggu prosesnya hingga selesai. Gambar diatas adalah hasil analisa citra berkas dari audio cd milik Kami dan hasilnya mengatakan ada 2 dari 9 track berstatus MPEG. Seperti yang sudah Kalian ketahui bahwa CODEC karya MPEG berkarakteristik compressed sedangkan audio cd atau CDDA (.cda) adalah representasi dari track audio cd dan tidak berisi informasi Pulse Code Modulation (PCM) aktual dan bisa dikatakan bahwa berkas .cda berkarakteristik uncompressed.

Meski didapati 2 track berstatus MPEG tapi anehnya audio CD tetap disimpulkan CDDA. Apalagi di perkuat dengan spektrum yang dapat dilihat tidak ada potongan di frekuensi 20 kHz.

Lihat. Tidak terpotong di frekuensi 20 kHz. 'Mengapa harus 20 kHz?' Karena umumnya Telinga Manusia mampu mendengar frekuensi suara 20 Hz - 20000 Hz (20kHz).

'Lantas apakah lossless termasuk high quality audio?'. Belum tentu karena tidak tertutup kemungkinan 'lossless fake' dibuat, yaitu dari mp3 320 kbps menjadi WAV atau FLAC. 'Lalu apakah data audio uncompressed termasuk high quality?'. Data audio uncompressed bersifat lossless atau tanpa rugi atau Kami lebih suka menyebutnya dengan murni. Tidak hilang sedikitpun kualitasnya ketika dirubah ke format uncompress lainnya, contohnya dari .cda ke .wav (WAVE Audio File). Dengan kata lain, data uncompressed lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Kesimpulannya. Audio CD yang Kami gunakan, secara keseluruhan, dinyatakan diska uncompressed tapi sayangnya 2 dari 9 track terindikasi dibuat dari berkas compressed dan berkualitas lossy (asli tapi tidak murni). Dipostingan selanjutnya akan Kami beri buktinya.

Baik. Sekarang Kalian tidak perlu ragu saat membeli audio CD atau mendapatkan gratis dari restoran ayam cepat saji. Semoga postingan kali ini bermanfaat dan di postingan selanjutnya, Kami akan berikan cara meripping audio cd yang baik dan benar agar dapat bisa dinikmati di gawai Android.