Mengenal Lebih Baik Chipset UNISOC
Gembos Nge-Blog – SIDOARJO. Siapa yang belum mengenal chipset UNISOC? Nama UNISOC dalam beberapa tahun terakhir sering disebut karena hampir semua vendor telepon pintar mengadopsinya sebagai platform untuk ponsel kelas entry-level. Tapi tahukan Anda bahwa dahulu UNISOC bernama Spreadtrum?
Bagi yang pernah memakai smartphone Samsung Galaxy Young 2. Pastinya pernah merasakan kesedihan yang teramat ketika menggunakan ponsel tersebut. Itu disebabkan karena platform pada hp tersebut adalah Spreadtrum SC8810. Platform tersebut dibangun dengan fabrikasi 40nm. Berisi CPU 1core ARM Cortex-A5 berkecepatan 1GHz, memory controller DDR1 berkemampuan hingga dual-channel serta GPU Mali-400 MP1 dan modem 3G.
Berdasarkan spesifikasinya, banyak yang mengira bahwa ponsel tersebut cukup sebagai alat komunikasi tapi performanya masih lebih baik dari Galaxy J1 yang ditenagai Spreadtrum SC7727S. Performa Samsung Galaxy Young 2 sedikit lebih baik dari Samsung Galaxy J1, setidaknya itu yang Kami rasakan. Jika ditanya apa penyebabnya, Kami menduga penyebabnya pada sistem Android yang dijalankan.
Galaxy Young 2 menjalankan Android KitKat 4.4.2 sedangkan Galaxy J1, Android KitKat 4.4.4. Walaupun platform SC8810 memberikan performa lebih tapi SC7727S memberikan fitur terkini diantaranya efisiensi (28nm), CPU 200MHz lebih cepat, Core lebih banyak yakni 2 core dan lebih baru yaitu ARM Cortex-A7. Memory controller hingga LPDDR3 dual-channel serta GPU Mali-400 MP1.
Nama Spreadtrum tidak sebaik MediaTek. Meski keduanya di labeli prosesor untuk perangkat entry-level tapi nama MediaTek tetap eksis hingga kini. Berbeda dari MediaTek, Spreadtrum, namanya perlahan memudar di tahun 2016. Sepanjang 2017, di Indonesia sulit menemukan smartphone bertenaga Spreadtrum bahkan dapat Kami katakan tidak satupun vendor smartphone mengadopsinya. Spreadtrum bagai ditelan bumi.
Tahun 2018. Vendor dalam negeri yaitu Advan membuat NASA Pro yang diketahui mengadopsi platform SC9832E. Melihat penamaannya. Kita semua yakin bahwa itu adalah Spreadtrum tapi itu adalah UNISOC. Seri tersebut dibangun dengan proses 28nm HPM ARMv8-A, berisi modem 4G, CPU 4cores ARM Cortex-A53 1.4GHz, GPU Mali-T820 MP1 680MHz, serta dukungan memory hingga dual-channel LPDDR2 533MHz dan LPDDR3 666MHz. GPU nya sendiri memberikan performa 10.8GFLOPS dalam FP32.
Di tahun berikutnya, 2019. Advan kembali mengadopsi UNISOC untuk produk Sketsa 2. Mereka mengadopsi UNISOC T310. Chipset tersebut dibangun dengan proses 12nm FF (FinFet) TSMC ARMv8.2-A, berisi modem 4G, CPU 1core ARM Cortex-A75 2.0GHz dan 3cores ARM Cortex-A55 1.8GHz, GPU PowerVR GE8300 800MHz yang menghasilkan 25.6GFLOPS dalam FP32 serta dukungan memory hingga dual-channel LPDDR3 933MHz dan LPDDR4/LPDDR4x 1333MHz.
Masih di tahun yang sama. Advan membuat produk ADVAN GX dan tablet ADVAN VX Lite yang mengadopsi UNISOC T618. T618 sendiri dibangun dengan proses yang sama dengan T310, berisi modem 4G, CPU 2cores ARM Cortex-A75 2.0GHz dan 6cores ARM Cortex-A55 2GHz, GPU Mali-G52 MC2 850MHz yang menghasilkan 81.6GFLOPS dalam FP32 serta dukungan memory dual-channel LPDDR3 933MHz dan LPDDR4/LPDDR4x 1866MHz.
Di atas kertas Spesifikasi T310 dan T618 cukup meyakinkan. Performa T618 sendiri setara dengan MediaTek G70 dan G81. tapi sayangnya Advan tidak bijak dalam memberikan kualitas produk serta layanan purna jual seperti service dan pembaruan sistem Android. Hal tersebut membuat nilai dari produk-produk Advan menjadi sulit dipertahankan. Banyak hp yang memberikan chipset UNISOC salah satunya Galaxy A03 (T606) milik Samsung. Tapi Samsung memperhatikan kualitas produk dan memberikan pembaruan sistem Android.
Dalam beberapa tahun kedepan, prosesor UNISOC akan sering Kita jumpai dan dengar namanya. Yang terkini yaitu Itel membuat hp CITY 100 yang ditenagai UNISOC T7250. Selain Itel CITY 100, ada Redmi A5, POCO C71 dan Itel P65, ditenagai chipset yang sama. Chipset tersebut bukanlah chipset baru. Ini adalah rename dari T615. UNISOC melakukan hal yang sama terhadap T603 menjadi T7100, T606 menjadi T7200, T612 menjadi T7225, T616 menjadi T7255 dan T620 menjadi T7280.
Performa UNISOC T7250 atau T615 pas untuk penggunaan sehari-hari. Kemampuan pengambilan foto dan perekaman videonya juga terbilang baik berkat Vivimagic, ISP triple-core berdisain pipeline 14bit, mendukung pengambilan foto hingga 108MP, mendukung pengaturan empat kamera dan mengintegrasikan teknologi logika ACUTE untuk memastikan tidak ada kecerahan atau perubahan warna selama peralihan sensor.
GPU Mali-G57 MP1 850MHz pada UNISOC T7250 menghasilkan 54,4GFLOPS dan ini sedikit dibawah GPU Mali-G72 MP3 800MHz pada MediaTek P60. GFLOPS adalah satuan ukur GPU dalam tugas CPU. Singkatnya GPU mulai diberdayakan dalam tugas CPU. Secara teori, CPU yang mampu melakukan 1GFLOPS seharusnya adalah CPU single-core yang beroperasi pada 1GHz atau dual-core pada 500MHz. GPU Mali-G57 pada UNISOC T7250 menghasilkan 54GFLOPS. Berarti, performa yang dihasilkan adalah performa CPU single-core beroperasi pada 54GHz atau 54Cores pada 1GHz.
Kesimpulan.
Terlepas dari vendor hp nya. UNISOC adalah platform yang secara keseluruhan cukup bagus. Kemampuan ISP dalam menghasilkan gambar berupa foto dan video juga bagus. Jika gadget atau hp yang hendak Anda beli dan Anda mengkhawatirkan jenis memori penyimpanan, ketahuilah semua chipset 4G UNISOC mendukung jenis memori penyimpanan eMMC 5.1.
UNISOC juga mempunyai jajaran chipset 5G. Seri tertingginya yaitu T9100, yang dulu bernama T820, menawarkan kemampuan NPU atau Neural Processing Unit sebesar 8TOPS. Sedangkan chipset 5G terendah mereka, T8100 (T760), menawarkan 3,2TOPS. Kedua chipset 5G tersebut dibangun dengan proses 6nm. Sebuah chipset menawarkan beragam dan berbagai fitur tapi kembali lagi pada vendor yang mengadopsinya, apakah berkenan mengoptimalkannya.