Mengenal Lebih Dalam Neutron 'The Professional Music Player' - I

Mengenal Lebih Dalam Neutron 'The Professional Music Player' - I


Neutron.

Hi! Kerabat Gembos Nge-Blog. Apa kabarnya? Semoga senantiasa dalam keadaan baik ya. Baik. Kali ini Kami akan berikan tulisan untuk mengenal lebih dalam salah satu aplikasi pemutar musik Android yang terbilang profesional, yaitu Neutron. Rasanya tidak berlebihan bila aplikasi tersebut mendapat julukan 'The Professional Music Player' karena fitur - fitur nya yang sangat lengkap. Namun Kami sangat heran saat mendapati ulasan negatif terhadap Neutron hanya karena aplikasi tersebut tidak menyediakan penggantian tema.

Baik. Kita acuh tak acuh kan orang - orang seperti itu. Seperti yang sudah Kami sampaikan diatas bahwa Neutron adalah The Professional Music Player. 'Apa yang membuatnya profesional?' Neutron memberikan keleluasaan bagi penggunanya dalam menentukan API atau jembatan. Pengguna bisa mimilih antara audio API OpenSL ES atau AudioTrack. 'Apa perbedaannya?' Kami tidak akan menjelaskannya secara rinci. Intinya, di sistem Android, OpenSL ES adalah low level audio API dan AudioTrack adalah high level API

Yang pada akhirnya OpenSL ES menghasilkan sedikit latency sementara AudioTrack kebalikannya. OpenSL ES uses the fast mixer, which probably does less post processing before the sound hits the speaker. Jadi buat Kalian yang tidak suka menambahkan "micin" a.k.a EQ saat mendengarkan musik atau penyuka kemurnian, OpenSL ES sangat memanjakan telinga. Apalagi kalau Kamu punya DAC portable dan Ampli Portable, OpenSL ES adalah sebaik - baiknya pilihan. Terlebih lagi penambahan "micin" seperti Bass Boost dilakukan oleh Ampli Portable, OpenSL ES FTW!.

'Tapi output channels OpenSL ES hanya 2 dan frequency nya 44100 atau 48000. Bits nya pun hanya 16 integer?'. Keluaran OpenSL ES memang sangat bergantung pada kemampuan hardware.

Kami mendapati limitasi ketika mendengarkan musik melalui Neutron dengan OpenSL ES yang berjalan di sistem Android KitKat 32bit. Ponsel pintar yang digunakan adalah XIAOMI Redmi 2.

Berbeda ketika Kami menggunakan LENOVO A6000 Plus dengan custom ROM Android Nougat 64bit, Kami bisa menentukan Bits outputnya di 32 floating-point.

'Tapi channels dan frequency nya tetap 2 dan 48000 Hz?' Itu karena kedua ponsel tersebut bukanlah ponsel yang dibekali dengan DAC dan sama - sama ber-SoCs kan Qualcomm Snapdragon. Namun dengan perbedaan versi sistem Android yang disandingkan turut pula membawa perbedaan keluaran suara, terutama bila menggunakan API AudioTrack.

Ketika Kami menggunakan audio API AudioTrack di LENOVO A6000 Plus dengan custom ROM Android Nougat 64bit, Kami bisa menentukan frequency dan bits outputnya di 96000 Hz dan 24 integer.

Jadi versi sistem Android 32bit atau 64bit mempengaruhi output nya Neutron dan sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap sistem operasi 32bit memiliki limitasi yang menjengahkan. 'Setingannya gimana bang?' Tunggu ya di postingan Kami selanjutnya. Disana Kami akan berikan pengaturan lengkapnya.