SMPlayer - Apa yang Baru?

SMPlayer - Apa yang Baru?


SMPlayer.

Hai! Kerabat Gembos Nge-Blog. Apa kabarnya? Semoga senantiasa dalam keadaan baik-baik saja ya dan tak kurang suatu apapun. Baik. Pada kesempatan kali ini Kami ingin membahas sedikit tentang SMPlayer. SMPlayer adalah salah satu perangkat lunak sumber terbuka yang berlisensi GNU General Public License atau dulu disingkat GNU GPL dan kini GPL.

Kurang tepat rasanya bila ada perangkat lunak yang berlisensi publik umum mendapat julukan 'freeware', harusnya 'free software'. Freeware adalah perangkat lunak bebas digunakan tapi kode sumbernya tidak tersedia untuk umum. Sedangkan perangkat lunak sumber terbuka dan perangkat lunak bebas (free software), selain bebas digunakan, kode sumbernya juga tersedia untuk umum. Jadi Kita dengan bebas memodifikasi, mendistribusi ulang atau melakukan perbaikan sendiri. Intinya, freeware menawarkan kebebasan minimal kepada pengguna akhir.

Baik. Di bulan Oktober 2015 silam, Kami pernah memberikan tulisan 'Setting Up SMPlayer'. Kala itu, Kami menggunakan SMPlayer v15.9.0-x86.

Namun kali ini, Kami menggunakan SMPlayer v19.5.0-x64. Suatu kebetulan yang cantik, v15.9.0 dengan v19.5.0.

Baik. Menurut Kami, SMPlayer cocok dijadikan sebagai multimedia player di komputer laptop kelas bawah, seperti AMD APU E1 atau APU E2 seri (E-450, E2-1800 dan E1-2500) juga Intel Celeron N28xx seri (N2840), dan dengan memori sistem 4GB serta sistem operasi Windows 7 64bit.

Screenshot diatas adalah dua APU kelas bawah dari generasi Brazos mikroarsitektur Bobcat. Keduanya masuk dalam keluarga Zacate.

Jika mengacu pada DXVA Checker. iGPU E-450 (Radeon HD6320) dan E2-1800 (Radeon HD7340) bisa mendecoding video H264/MPEG-4 AVC hingga resolusi 4K. Nyatanya, hanya mampu mendecoding video FullHD 30p (Level 4.1). Mengapa bisa begitu? Salah pembacaan DXVA Checker kah? Bukan. Itu karena alokasi VRAM (video memori) untuk kedua iGPU hanya 384MB.

Jujur cukup sulit menentukan multimedia player sesuai dengan alokasi VRAM yang kurang dari 512MB. Selain itu. Kita juga dituntut harus pintar-pintar memilih video renderer (DirectShow Video) dan tepat menentukan video output nya.

Di dunia per-HTPC-an hingga per-anime-an. Alternatif multimedia player yang sering disarankan adalah KMPlayer atau PotPlayer. Tapi, menurut Kami, keduanya masih membebani iGPU E-450 (Radeon HD6320) dan menurut Kami.

Sudah coba VLC? Sudah. Serupa dengan KMPlayer serta PotPlayer, VLC memberi beban yang terbilang cukup berat bagi platform laptop AMD E-450 dan E2-1800 Kami. Begitu pula dengan MPC dan MPC-HC. SMPlayer yang masih masuk akal, tidak banyak mengonsumsi sumber daya sistem. Terbukti screenshot diatas menunjukkan platform ASUS Eee PC 1215B Kami, mendecode dengan lancar video H264/MPEG-4 AVC 1080p30 level 4.0.

VLC adalah salah satu perangkat lunak multimedia player cross-platform yang sangat bagus bahkan sebagian mengatakan sangat powerful. Tapi sebagian orang awam menilai VLC cukup membingungkan. Terlebih ketika hendak menentukan 'Video Output'. Pasalnya. Pilihan 'Video Output' VLC di sistem operasi Windows dan di sistem operasi GNU/Linux serta turunannya bisa saja berbeda. Benar.

Pun demikian dengan SMPlayer. SMPlayer adalah multimedia player cross platform. Tapi setidaknya. SMPlayer untuk Windows 7 memberikan pilihan 'Video Output' yang gamblang yaitu, gpu atau direct3d. Bicara 'video output' pada SMPlayer, Kami punya tipsnya. Tentukan 'Video Output' gpu jika prosesor yang digunakan hanya memiliki 2 inti.

Bagaimana opsi akselerasi perangkat kerasnya (HW Acceleration)?

Di sistem operasi Windows. VLC memberi opsi DXVA 2.0 dan Direct3D 11. Sedangkan SMPlayer. Memberi opsi cukup banyak, yaitu CUDA, CrystalHD, DXVA2 dan DXVA2-CopyBack. Untuk DXVA2-CopyBack sendiri masih bersifat eksperimental.

Pilihan mana yang tepat? Tentukan CUDA bila prosesor grafis yang digunakan adalah NVidia dan CrystalHD bila prosesor grafis yang digunakan adalah iGPU Intel HD Graphics. Jika iGPU nya Radeon? Pilih DXVA2. Selama Kamu menggunakan sistem operasi Windows, Radeon bekerja sempurna dengan HW Acceleration DXVA2, like a charm.

Seandainya ASUS membekali laptop Eee PC 1215B dengan BIOS yang cakap, mampu menampung RAM hingga 8GB dan mengalokasikan 512MB atau lebih untuk VRAM. Bukan tidak mungkin laptop tersebut bisa mendecode video H264/MPEG-4 AVC hingga resolusi 2K.

Lalu bagaimana dengan CPU Intel (iGPU Intel HD Graphics)? Kami akan tunjukkan screenshotnya.

Screenshot diatas adalah spesifikasi dari CPU Sandy Bridge Celeron B830 laptop Toshiba Satellite C800-1012U milik Kami dan Ivy Bridge i3-3217U. VRAM keduanya menampilkan angka yang cukup menggembirakan, hampir 2GB. Tapi alokasi VRAM yang besar akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan fitur HW Acceleration yang mumpuni.

Bicara tentang Intel Celeron. Seri Intel Celeron ada yang dibangun mengikuti arsitektur seri Intel Core i dan ada pula yang dibangun berdasarkan arsitektur untuk platform SoCs. Contohnya Celeron B830 yang dibangun dari arsitektur Sandy Bridge. Selain itu, ada yang dibangun dari arsitektur Ivy Bridge, Haswell, Broadwell, Skylake bahkan Kaby LakeSementara Celeron yang dibangun untuk platform SoCs, contohnya Celeron N2840 dibangun menggunakan arsitektur Bay Trail. Selain arsitektur Bay Trail, ada juga Braswell, Apollo Lake serta Gemini Lake.

Apa keunggulannya Celeron SoCs? Rating TDP rendah serta fitur HW Acceleration yang berharga. Maksudnya? Kalau Kamu ingin memainkan konten video HEVC FullHD Main profile level 5. Kebutuhan tersebut sudah bisa terpenuhi dengan Celeron Braswell N3160. Tapi jika ingin menggunakan Celeron non-SoCs, setidaknya Kamu butuh Celeron Skylake 3855U.

Rekomendasi Intel Celeron dan Pentium Laptop untuk Multimedia.

Mungkin agak keluar dari topik tapi Kami ingin tunjukkan "keramahan" SMPlayer di platform Intel seri Core i kelas 'U' atau Ultra-low power.

Tidak banyaknya opsi tuning pada SMPlayer membuat player satu ini 'ramah' terhadap sumber daya sistem komputer yang digunakan. SMPlayer berhasil menghadirkan dengan mulus konten H264/MPEG-4 AVC FullHD di sistem laptop Kami, Intel Core i3-3217U dengan Windows 7 64bit dan 4GB RAM.

Masih di sistem yang sama. SMPlayer dengan mulus menghadirkan konten H264/MPEG-4 AVC UHD yang diakselerasi menggunakan DXVA2. Perlu diingat iGPU Intel Ivy Bridge tidak mendukung codec HEVC.

Hampir saja kelupaan. Jika sistem operasi yang Kamu gunakan adalah Windows 10, akan ada 1 tambahan opsi di pengaturan 'Video Output' yaitu libmpv.

Selain tambahan opsi pada pengaturan 'Video Output'. Kamu juga akan mendapati 1 opsi tambahan di pengaturan akselerasi perangkat keras, yaitu d3d11va. Apa itu? Itu sama seperti opsi Direct3D 11 pada VLC dan D3D11 pada LAVfilters MPC-HC.

Screenshot diatas menunjukkan perbandingan konsumsi sumber daya sistem antara SMPlayer dengan MPC-HC. Menggunakan video H264/MPEG-4 AVC 2160p30 level 5.0 dengan pengaturan video output gpu dan hardware acceleration D3D11, hardware acceleration baru di sistem operasi Windows 8.1 dan Windows 10..

Baik. Kesimpulannya. SMPlayer layak dijadikan sebagai multimedia player baku di laptop kelas low-end karena apa yang SMPlayer tawarkan, belum Kami temukan di multimedia player lain yaitu ramah sumber daya sistem. Terimakasih untuk MPV yang menjadi mesin dibalik SMPlayer.

Sampai disini postingannya. Semoga tulisan kali ini bermanfaat dan Kami berharap dengan adanya tulisan ini, Kamu bisa lebih peduli dengan macam-macam codec.