Membaca HDD via USB OTG di Gawai Android

Membaca HDD via USB OTG di Gawai Android


USB On-The-Go.

Dewasa ini. Fitur USB OTG atau On-The-Go sudah menjadi persyaratan yang wajib ada pada setiap gawai Android. Tapi tahukan Kamu kapan pertama kali fitur USB OTG diperkenalkan? 8 tahun yang lalu atau tepatnya 10 Mei 2011. Kala itu Android menghadirkan fitur USB Accessories (USB OTG) melalui versi Android 3.1 Honeycomb (API 12) dengan versi Linux kernel 2.6.36.

Namun di awal-awal kemunculan USB OTG. Kami sering mendengar pertanyaan, apa bedanya USB OTG dengan USB Host? Kami tidak heran jika pertanyaan tersebut muncul. Pasalnya kedua istilah tersebut sedikit membingungkan untuk yang awam.

Seperti yang Kita ketahui bersama. Salah satu seri gawai Android milik Lenovo, yaitu Lenovo A6000 Plus, tidak berkemampuan USB OTG karena tidak mempunyai keistimewaan USB Host. Di awal peluncurannya. Gawai tersebut membawa sistem operasi Android 4.4.4 Kitkat lalu mendapat pemutakhiran Android 5.0.2 Lollipop. Meskipum mendapat pemutakhiran sistem, gawai tersebut tetap tidak berkemampuan USB OTG.


Gambar diambil dari vectorstock.com.

Ok. Sekarang Kita abaikan sejenak Lenovo A6000 Plus yang tidak mempunyai keistimewaan USB Host dan kembali ke pertanyaan. Apa bedanya USB OTG dengan USB Host? Baik. Kami lebih suka menyebut USB OTG sebagai kemampuan. Sedangkan USB Host adalah fitur. Sebuah gawai Android dikatakan berkemampuan USB OTG ketika mempunyai fitur atau keistimewaan USB Host. Sampai disini paham?

Mengapa begitu? Karena dengan adanya USB Host, gawai Android bisa sebagai tuan rumah atau dalam sistem operasi disebut Host Mode. Karena bertindak sebagai tuan rumah, sistem operasi bisa mengontrol perangkat  peripheral yang terhubung dengannya melalui kabel OTG atau OTG Adapter.

Baik. Kembali ke topik, Membaca HDD via USB OTG di Gawai Android. Sebenarnya agak kurang tepat menggunakan kata 'membaca'. Kenapa? karena ketika HDD berhasil diidentifikasi di sistem operasi Android, HDD bisa melakukan aktifitas baca dan tulisnya. Jadi membaca adalah nama aktifitasnya. Tapi ok lah, maklumin saja.


Disini sebagai contoh, Kami menggunakan 2 buah HDD berbeda kapasitas serta lintas generasi. Harddisk yang digunakan adalah harddisk 2,5" atau harddisk laptop. Bisa tidak menggunakan harddisk PC 3,5"? Bisa. Tapi Kamu butuh power tambahan untuk mengakomodir kebutuhan tegangan harddisk PC selain tegangan 5 Volt, yaitu 12 Volt. Ok. Kita mulai dengan HDD yang pertama. HDD pertama adalah Fujitsu dengan kapasitas 80GB. Sementara harddisk yang kedua adalah Hitachi dengan 320GB kapasitas. Fujitsu adalah harddisk P-ATA (Parallel ATA). Sedangkan Hitachi adalah harddisk S-ATA (Serial ATA), tepatnya SATA 2 3Gbit/s 300MB/s.

PATA atau IDE yang benar? IDE lebih mendekati yang benar karena IDE adalah nama generasi sebelum ATA atau ATA-1. Sama halnya dengan SATA. ATA, juga mempunyai beberapa generasi, yaitu ATA-1, ATA-2, ATA-3, ATA-4, ATA-5, ATA-6 dan ATA-7. Tapi sejak generasi ATA-4. Generasi tersebut punya sebutan selain ATAPI-4, yaitu ATA 33 atau Ultra ATA 33.

Begitu familiar dengan sebutan-sebutan tersebut? Ya. Jika Kamu pernah mempunyai PC Desktop AMD socket AM2 atau mungkin socket 939. Coba perhatikan spesifikasi papan induk pada bagian storage. Disana pasti tertulis ATA 33/66/100/133. Yang artinya, mendukung mode transfer UDMA 0, 1, 2 (ATA 33), UDMA 3, 4 (ATA 66), UDMA 5 (ATA 100) dan UDMA 6 (ATA 133).

Ok. Sebelum harddisk bisa diidentifikasi di Android. Kamu harus mempersiapkan adapternya, ATA to USB atau SATA to USB (tergantung antar-muka harddisk yang hendak digunakan) serta OTG Cable atau OTG Adapter. Karena Kami menggunakan 2 harddisk ATA dan SATA, maka Kami menggunakan dua adapter berbeda. USB 2 atau USB 3? Bebas.


HDD Fujitsu berhasil diidentifikasi.


Pun demikian dengan HDD Hitachi.


JMicron adalah nama bridge controller untuk adapter USB 3.0 5Gbit/s to SATA III 6Gbit/s yang Kami gunakan. Seri lengkapnya JMS578.

Di aplikasi DiskInfo juga terdeteksi.


Kok kapasitas harddisknya 298GB? Di stikernya tertulis 320GB! Palsu tu harddisknya! KW!

Jika Kamu pernah mendengar pernyataan serupa atau lebih parah. FIX! Anggap saja yang memberi pernyataan tersebut sedang sakit dan doakan semoga lekas diangkat penyakitnya.

Sedikit agak melenceng tapi Kami bahas sedikit. Kami ambil contoh MicroSD 32GB. Dikemasannya tertera 32GB adalah 32.000.000.000Byte dan 32.000.000.000 adalah bilangan decimal. Bilangan decimal mendapat julukan 'the power of 10 (sepuluh)'. Jadi nilai 32.000.000.000, didapat dari hasil pengalihan 1000³*32 atau 10⁹*32. Tapi kenapa di sistem operasi tidak dibaca 32.000.000.000? Karena umumnya perangkat lunak menerapkan bilangan binary 'the power of 2 (dua)' dan Byte adalah unit terkecilnya.

Mungkin Kita semua sudah mengetahui bahwa 1GiB=1024MiB. Tapi jika Kita menggunakan itu, sudah pasti hasil hitung-hitungan MicroSD 32GB menjadi 34.359.738.368 (2³⁵) atau (32*1024³). Itu tidak salah tapi umumnya orang mulai berfikiran negatif lantaran MicroSD yang menjadi bagian dari sistem, terbaca 31.998.345.216Byte atau 29,8GiB (31.998.345.216/1024³).

Apa yang salah? Manusia yang salah dalam melihat sebuah MicroSD. 32.000.000.000Byte atau 32 Miliar Byte pada MicroSD tidak akan berarti dan tidak ada gunanya jika ruang tersebut tidak diberi file system dan harus Kamu ingat bahwa file system adalah struktur. Jadi file system lah yang mengidentifikasi ruang pada media penyimpanan berjenis non-volatile memory.


Ok. Itu tadi penjabaran singkatnya Kalau Kami sangat sederhana membacanya. Berapapun kapasitas memory penyimpanan yang Kami beli, nantinya yang terbaca disitem, cukup dikurangi 7% hingga 7,2%. Contoh; MicroSD 32GB, akan terbaca disistem 29,76, pembulatan 29,8GiB (7%) atau 29,696, pembulatan 29,7GiB (7,2%). Contoh lagi; HDD 320GB, akan terbaca disistem 296,96, pembulatan 297GiB (7,2%).

Ok. Sekarang kembali ke topik. Salah satu penyebab kenapa HDD tidak dapat diidentifikasi di gawai Android karena kurang tepatnya dalam pemberian file system pada HDD. Jika versi Android gawaimu adalah Android 6.0 Marshmallow atau versi sebelumnya dan tidak ROOT, gawai tersebut tidak dapat mengidentifikasi HDD berstruktur NTFS.

Apa solusinya? Solusinya adalah menstruktur ulang (format) HDD mu dengan struktur yang tepat agar bisa diidentifikasi oleh gawai Android mu.

ex-FAT adalah struktur yang tepat untuk volume penyimpanan diatas 32 Miliar Byte. ex-FAT mampu menstruktur hingga 128PiB tapi volume yang disarankan hanya sampai 512TiB.

Baik. Sampai disini tulisannya. Kalau mau mencoba apakah Android bisa mengidentifikasi HDD yang berpartisi, primary atau logical. Silahkan mencobanya sendiri. Selamat mencoba, semoga beruntumg dan semoga tulisannya bermanfaat juga menginspirasi.