SoCs Snapdragon Terbaik untuk Kegiatan Non Gaming

SoCs Snapdragon Terbaik untuk Kegiatan Non Gaming


Logo Snapdragon by Qualcomm.

Hi! Kerabat Gembos Nge-Blog. Apa kabarnya? Semoga senantiasa dalam keadaan baik-baik saja dan tak kurang suatu apapun. Amin. Kali ini Kami akan membahas SoCs Snapdragon. Iya. Siapa yang tidak mengetahui SoCs bikinan Qualcomm tersebut, yang sering kali dijagokan bila dibandingkan dengan SoCs saingannya, yaitu MediaTek. Padahal saingan Snapdragon tak hanya MediaTek, ada NovaThor, Spreadtrum (kini menjadi Unisoc), Exynos, HiSilicon Kirin dan masih banyak yang lainnya.

Jika pesaing Qualcomm membuat SoCs berdasarkan cetak biru ARM, lain halnya dengan Qualcomm. Sedangkan ARM adalah pemilik arsitektur CPU seri Cortex-A dan seri Cortex lainnya. Qualcomm mempunyai rancangan inti CPU sendiri. Scorpion, Krait dan Kryo adalah rancangan sekaligus nama bagi inti CPU mereka. Meski dikatakan bahwa rancangan CPU mereka merupakan turunan dari Cortex-A, tapi tetap saja Qualcomm melakukan penyesuaian.

Baik. Kita masuk ke topik bahasan yaitu SoCs Snapdragon Terbaik untuk Kegiatan Non Gaming. Lebih tepatnya untuk mendengarkan musik ketepatan tinggi atau Hi-Fi Audio. Ada yang baru dengar istilah tersebut? Lalu apa bedanya dengan Hi-Res Audio?


Sejatinya tolok ukur Hi-Res Audio adalah diatas CD Quality atau 16bit 44100Hz. Namun menurut Consumer Electronics Association dan Sony Indonesia, Hi-Res Audio secara khusus mengacu pada audio lossless yang mampu mereproduksi seluruh rentang suara dari rekaman yang telah dikuasai dari sumber musik berkualitas lebih baik daripada CD. Singkatnya ketika berbicara tentang Hi-Res Audio, berbicara tentang berkas suara lossless tapi yang memiliki frekuensi tinggi yaitu 24bit 96000Hz. Apa sajakah format berkas suaranya? Umumnya adalah DSD (DFF), DSD (DSF), AIFF, ALAC, FLAC dan WAV.

Jadi bisa dikatakan bahwa High Resolution Audio serupa dengan High Definition Video, dimana keduanya mengacu pada berkas. Tapi dalam audio ada cara pemutaran atau playback yang bisa menghasilkan kualitas Hi-Fi. Tapi seringnya pengguna menyebut output audio yang semestinya Hi-Fi Audio menjadi Hi-Res Audio.

Baik. Sekarang masuk ke daftar SoCsnya. Tapi sebelum itu. Kami ingatkan bahwa daftar SoCs yang Kami berikan berdasarkan pengalaman Kami dan berikut adalah daftar SoCs beserta gawai yang memakainya;
Realme 5 dan menggunakan aplikasi audio playback Neutron 'The Professional Music Player'.


Redmi Note 4 dan menggunakan aplikasi Neutron.

Mengapa Kami menggunakan aplikasi Neutron? Sejauh yang Kami tahu. Neutron satu-satunya pemutar musik dengan mesin audio independent 32/64bit yang menghasilkan suara berkualitas tinggi dari kelas Hi-Fi. Meski mempunyai mesin audio independent 32/64bit, tapi outputnya tetap mengikuti kemampuan gawai Android atau DAC yang digunakan.


Asiknya memakai Neutron. Berkas MP3 mendapat perbaikan bit depth ketika dimainkan yaitu 32/64bit (tergantung dari pengaturan yang diterapkan). Bukan tergantung dari versi OS 32/64bit.

Tapi anehnya. Pada berkas AAC, tidak mendapat sentuhan bit depth. Padahal MP3 dan AAC sama-sama punya karakteristik lossy. Hingga detik ini pun Kami belum mengetahui mengapa hanya MP3 yang mendapat perbaikan bit depth, meski Kami telah mencobanya di berbagai versi Android.

Jika Kami ditanya, bagus mana audio format MP3 320kbps dengan AAC 16bit 44100Hz? Para audiophile sepakat bahwa 320kbps itu 16bit 44100Hz dan merupakan standar red book audio CD. Tapi jujur. Kami tidak bisa berkata apa-apa ketika mendengar olahan MP3 320kbps melalui Neutron. Ada peningkatan yang cukup saat mendapat 'sihir' bit depth 32bit. Tapi ketika mendengarkan hasil olahan MPEG-I Audio Layer II (MP3) dengan bit rate bervariasi, antara 128 hingga 256kbps, ciri file audio lossy masih kentara.

Baik. Sampai disini tulisannya. Semoga bermanfaat dan membantu. Sebisa mungkin akan Kami tambah daftar SoCs, terutama Snapdragon seri 400. Satu lagi. Kita harus saling menguatkan dan apa yang menimpa Ibu Pertiwi, berharap untuk segera berakhir #amin.